Reklame Enamel Javanese Jongens

Nostalgia Advertensi Hindia Belanda...

Yang menggugah rasa ingin tahu adalah bagaimana iklan enamel itu dibuat di Eropa tapi desainnya secara khusus disesuaikan dengan kondisi kearifan lokal di sini. Memperlihatkan kesederhanaan teknik desain grafis pada masa lalu, tapi juga mencerminkan kesederhanaan gaya hidup dan cara berpikir masyarakat tempo doeloe.

Ketika kapitalisme di negeri Hindia Belanda masih baru pada tahap awal perkembangannya, jenis produk konsumsi dan kemampuan produksi massal (industrialisasi) masih terbatas. Akibatnya, dunia advertensi sangat jauh dari tampilan produk periklanan saat ini: lebih jujur dan tidak bombastis.

Produk periklanan masa lalu itu menggunakan gaya visualisasi seni lukis yang tengah berlangsung saat itu, yakni gaya Mooi Indie, yang diimbuhi dengan ornamen bergaya Art Nouveau. Sebuah produk tembakau yang jadi primadona pada sekitar tahun 1925-an. Bahan produk bumbu tembakau utama dan rempah-rempah diambil dari Hindia Belanda (Dutch East Indies)

Pelukis Belanda yaitu M. Van Meeteren Brouwer yang pernah tinggal di Hindia-Belanda membuat iklan rokok lokal. Kesederhanaan pencitraan memang masih kuat, baik lewat pengolahan bahasa visual maupun bahasa teks yang mempunyai ukuran P.60 cm x L.40 cm ini dengan motto : Minoem Salamanja - Tembaco Shag, Dobbleman

Ditilik dari bahasa yang masih mewarnai kehidupan masyarakat era kolonial terlihat upaya untuk melakukan "pribumisasi" pesan tekstual dalam kehidupan sosial masyarakat pada masa itu. Berminat ? SOLD OUT

No comments:

Post a Comment

Popular Post