Sarung Encim Peranakan





Sarung Nyonya

Pada lingkungan Tionghoa peranakan ada yang dikenal istilah "Babah" dan "Nyonya". Penjelasannya adalah untuk memanggil kaum pria keturunan Tionghoa dengan kalimat "Babah" yang sudah menikah atau usia paruh baya. "Nyonya" pangilan wanita pada jaman Belanda untuk pangilan wanita bangsawan yang sudah menikah atau paruh baya.

"Sarung Nyonya "itu sendiri dipakai pada bawahan wanita pada tempo doeloe seperti layaknya rok wanita jaman sekarang. Mungkin yang paling populer di kalangan masyarakat Tionghoa peranakan, adalah batik Encim dari Pekalongan yang banyak dipakai oleh wanita-wanita Tionghoa peranakan sebagai kebaya (Kebaya Encim) pada masa lampau.

Motif batik Encim sebenarnya adalah batik yang dipengaruhi oleh campuran budaya Tionghoa dan budaya Belanda (Eropah). Padahal tempo doeloe pangilan "Encim" adalah pangilan terhormat. Batik Encim ini adalah identitas utamanya wanita Tionghoa peranakan.

Di Jawa, walau batik hampir semua berlatarkan warna cokelat, membedakan antara batik Solo dan Jogya. Kebaya Encim dan Sarung Nyonya adalah aset nasional yang mesti dilestarikan, kebaya Encim ini hampir punah dengan kemajuan zaman.

Banyaknya generasi muda sekarang, takut dipanggil "Encim". Sehingga penguna kebaya encim ini mulai jarang terlihat oleh masyarakat Indonesia. Berminat ? SOLD OUT

No comments:

Post a Comment

Popular Post