Mbako-Nyrutu-Ngaudud, Si Hijau Nan Eksotis



Tembakau awalnya banyak digunakan oleh Suku Bangsa Indian, Aztek dan Maya sebagai tanaman obat dan ritual dalam tradisi mereka. Seiring dengan kedatangan Bangsa Eropa ke Benua Amerika yang disebutnya sebagai The New World dan interaksi yang tak terhindarkan dengan penduduk asli adalah menjadi awal dikenalnya tembakau yang nantinya sebagai barang ekonomis tinggi serta mendunia. Adalah tahun 1492, awal dikenalnya tembakau, dimana selama ekspedisinya ke Benua Amerika, anak buah Christopher Colombus (Nama asli dalam bahasa Genoa: Christoffa Corombo) Rodrigo de Jerez dan Luis de Torres disuguhi daun dengan aroma yang menyengat oleh suku asli di pulau San Salvador, Bahama. 1607, koloni Inggris yang dipimpin John Smith dan John Rolfe berhasil mendirikan pemukiman di daerah Jamestown, Virginia, New World, setelah koloni pertama di pulau Roanoke hancur akibat kelaparan dan penyakit disentri dan kolera. Apa yang membuat John Smith dan John Rolfe berhasil adalah tak lain adalah keberhasilan mengolah dan membudidayakan tembakau menjadi barang dagangan yang prestisus yang di bawa ke strata bangsawa Inggris. Akibatnya tembakau menjadi barang yang bergengsi dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya dan gaya hidup. Namun demikian penggunaan tembakau di kalangan Bangsa Eropa telah mengalami pergeseran, dari pelengkap ritual sakral menjadi kenikmatan serta gaya hidup.

Chief Good Boy-commons.wikimedia.org.

Tersebutlah bangsa Spanyol membawa bibit tembakau ke Filipina pada tahun 1592, dan dibudidayakan disana karena iklim yang cocok. tahun-tahun berikutnya maka tembakau mulai diperdagangkan dan menyebar ke Asia bahkan masuk ke Timur Tengah.

 Syrian-Wikipidea

Tembakau diperkirakan mulai dikenal dan diperdagangkan di Jawa diperkirakan pada tahun 1600-an. Jejak rekam yang didapat tersebut dalam Babad Ing Sangkala (1601-1602), dimana secara sekilas disebutkan bahwa pada era Penembahan Senopati, Raja Kerajaan Mataram Islam wafat, masyarakatnya telah mengenal budaya ngaudud atau merokok. Seperti yang disebutkan dalam Babad tersebut: "Kala seda Panembahan swargi ing Kajenar pan anunggal warsa purwa sata, sawoyose milaning wong ngaudud". 


Kolonialisme juga mempunyai andil yang besar atas perkembangan tembakau di Jawa. Seperti pada era Gunernur Jenderal Johannes Van den Bosch yang menjalankan politik Cultuurstelsel (politik untuk mengembalikan kondisi keuangan kolonial seusai masa perang Jawa 1825-1830)  sejak masa kepemimpinannya di Ned. Indie pada tahun 1830 dan berhasil melaksanakan politik tersebut secara menyeluruh pada tahun 1840, dimana penduduk Jawa diwajibkan menanami tanaman-tanaman seperti tembakau di areal 20% dari tanah yang dimiliki. Meski pada era selanjutnya banyak mendapatkan kritikan keras dari kaum liberal di Belanda, dan pada 1870, Cultuurstelsel berhasil dihapuskan, namundemikian tanaman tembakau sudah berhasil membumi di bumi Jawa.


Gunernur Jenderal Johannes Graaf Van den Bosch
Lukisan Raden Saleh-Pic Source: Wikipedia

Daerah-daerah seperti Besuki, Jember (Jawa Timur) dan Temanggung, Klaten (Jawa Tengah) menjadi sentra-sentra penghasil tembakau. Budaya "ngrokok" dan "nyrutu" sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa serta kebutuhan-kebutuhan juga yang muncul dari akibat tradisi-budaya Orang-orang asing yang ada di Jawa, seperti halnya orang-orang Belanda. Tak pelak bermunculan industri-industri yang terkait dengan rokok dan cerutu. Sebut saja H.M. Nitisemito pionir industri rokok kretek dari kudus, The Kim Hok pengusaha tembakau, cerutu dan rokok kretek dari Temanggung yang diperkirakan punya usaha ditahun sekitar 1900-1940an, Kwee Tjong An pemilik pabrik cerutu Rizona yang didirikan sejak 1910 dan sampai dengan sekarang masih ada di Temanggung meski produksinya banyak sekali penurunan dibandingkan masa-mas Ned Indie dulu, Pabrik Cerutu Negresco NV. (Mignot & de Block-Eindoven) didirikan pada tahun 1919, (sekarang bernama Tarumartani) pabrik cerutu legendaris yang berlokasi di Yogyakarta yang sampai saat ini masih eksis, dan masih banyak lagi perusahaan yang terkait dengan tembakau.

pic. source: http://www.sigarenfabrieken.nl/


pic. source: http://www.sigarenfabrieken.nl/



pic. source: http://www.sigarenfabrieken.nl/



pic. source: http://www.sigarenfabrieken.nl/

Taru Martani 2011-pic. source: http://www.sigarenfabrieken.nl/

















Pic source: kabupatentemanggung.com-Rizona

Pic source: kabupatentemanggung.com-Rizona

Sampai saat ini tembakau menjadi barang yang tetap eksotis dan tetap diminati banyak kalangan dengan tidak memandang strata ekonomi, baik sebagai gaya hidup maupun karena kenikmatannya serta tak kalah pentingnya adalah kepentingan yang sama tuanya dengan keberadaan tanaman tembakau di tanah Jawa yaitu karena alasan ekonomi nya. Meski juga pengaruh atas kesehatan terus dipropagandakan, si hijau tetap menarik-menggoda bagi penikmatnya. (disarikan dari berbagai sumber)


No comments:

Post a Comment

Popular Post