Lukisan Babah Tionghoa

Mengenang Pecinan Kuno Dalam Lukisan Kanvas...



Perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa asli menghasilkan budaya peranakan atau budaya Babah yang memiliki keunikan tersendiri pada era kolonialisme. Kini jejak budaya tersebut semakin langka.



Para saudagar China telah berbaur dengan masyarakat asli Jawa sejak ratusan tahun yang lalu. Pembauran ini semakin erat dalam sebuah ikatan perkawinan. Jika yang pria menikah dengan gadis pribumi, maka disebut dengan istilah Babah.



Tidak dapat dilacak dengan pasti kapan lukisan potret diri yang mempunyai ukuran P.72,5 x L.53,5 cm ini diabadikan, tapi diperkirakan sekitar tahun 1903 an. Pada masa itu pemerintah Belanda (Dutch East Indies) memberlakukan beberapa peraturan, yaitu Wijkenstelsel dan Passenstelsel.



Lukisan kanvas potret diri Babah Tionghoa ini dapat dipadukan dengan elemen atau benda-benda yang unik dalam tata interior bergaya oriental. Sebuah ide dekorasi interior yang juga memajang foto-foto keluarga Babah yang dahulu sempat prominen dimasanya seperti raja gula Oei Tiong Ham. Bisa juga dikatakan bahwa orang-orang Tionghoa masa kini adalah kepanjangan tangan dari komunitas Tionghoa pada masa lalu. Tertarik memilikinya ? SOLD OUT

No comments:

Post a Comment

Popular Post