Bandung sebagai Parijs Van Java, termasuk kaya dalam memiliki bangunan rumah-rumah jengki.Menurut Tubagus Adhi, peneliti arsitektur jengki, di Bandung,bangunan rumah tinggal maupun bangunan publik berarsitektur jengki merupakan karya arsitektur awal orang Indonesia dan Indo-Belanda.Sebagian besar mereka lulusan STM dan menjadi aannemer atau kontraktor yang membangun. Mereka sekaligus merancang bangunan setelah para arsitek Belanda kembali ke negaranya.
Jengki berasal dari kata yankee atau warga negara New England di Amerika. Model jengki memiliki ciri khas, yaitu meruncing ke bawah. Maka, rumah jengki pun memiliki ciri, dindingnya miring di kedua sisinya dan meruncing ke bawah. Dinding biasanya dibuat mural atau kerancang yang berfungsi sebagai ventilasi.
Ventilasi bangunan jengki amat bervariasi. Ada yang berbentuk
lingkaran, segi lima, atau setengah lingkaran dengan tutupan. Pada
jendela atau pintu ada pelipit, atau bingkai dari tembok yang tebal
berbentuk kotak dengan sisi kiri dan kanan berbentuk segitiga.
Pintu pagarnya sering kali berornamen dua garis diagonal membentuk segitiga. Jendelanya berengsel di tengah, dan biasanya dibagi menjadi sembilan lembar dalam satu bingkai. Di Kota Bandung rumah jengki ditemukan di Jalan Hasanudin, Jalan Tamansari, Jalan Simpang Dago, Jalan Supratman, Jalan Brigjen Katamso, dan beberapa tempat lain.
Adapun gedung yang berarsitektur jengki,antara lain Gedung Bank Mandiri dan Gedung Guru Besar ITB di Jalan Surapati, Gedung Dinas Kesehatan Kota Bandung, dan Gedung Radio Republik Indonesia di Jalan Diponegoro, serta Gedung Balai Bidan di Jalan Makmur. Arsitektur jengki ditemukan hampir di seluruh Indonesia. Bangunan gaya arsitektur jengki juga ditemukan di Soreang, Padalarang, Sumedang, Semarang, Surabaya, dan Jakarta. (Kompas)
Jengki berasal dari kata yankee atau warga negara New England di Amerika. Model jengki memiliki ciri khas, yaitu meruncing ke bawah. Maka, rumah jengki pun memiliki ciri, dindingnya miring di kedua sisinya dan meruncing ke bawah. Dinding biasanya dibuat mural atau kerancang yang berfungsi sebagai ventilasi.
Ventilasi bangunan jengki amat bervariasi. Ada yang berbentuk
lingkaran, segi lima, atau setengah lingkaran dengan tutupan. Pada
jendela atau pintu ada pelipit, atau bingkai dari tembok yang tebal
berbentuk kotak dengan sisi kiri dan kanan berbentuk segitiga.
Pintu pagarnya sering kali berornamen dua garis diagonal membentuk segitiga. Jendelanya berengsel di tengah, dan biasanya dibagi menjadi sembilan lembar dalam satu bingkai. Di Kota Bandung rumah jengki ditemukan di Jalan Hasanudin, Jalan Tamansari, Jalan Simpang Dago, Jalan Supratman, Jalan Brigjen Katamso, dan beberapa tempat lain.
Adapun gedung yang berarsitektur jengki,antara lain Gedung Bank Mandiri dan Gedung Guru Besar ITB di Jalan Surapati, Gedung Dinas Kesehatan Kota Bandung, dan Gedung Radio Republik Indonesia di Jalan Diponegoro, serta Gedung Balai Bidan di Jalan Makmur. Arsitektur jengki ditemukan hampir di seluruh Indonesia. Bangunan gaya arsitektur jengki juga ditemukan di Soreang, Padalarang, Sumedang, Semarang, Surabaya, dan Jakarta. (Kompas)
No comments:
Post a Comment