Kebaya Encim Peranakan

Kebaya Encim Tak Lekang Oleh Zaman...

Bagaimana rupa kebaya berusia 100 tahun? Mungkin anda akan bayangkan kebaya yang lusuh dan terdapat beberapa lubang disana sini. Namun bayangan tersebut sontak sirna saat menyaksikan koleksi kebaya kuno ini. Era kebaya dimulai manakala Belanda membuka Hollandsch Chineesche Schoolen - sekolah berbahasa pengantar Belanda bagi anak-anak Tionghoa.

Kebaya renda adalah kebaya dari bahan putih transparan ( voile, paris, batist, dan atekres ) yang di impor dari Eropa dan tepinya dihiasi renda halus berukuran lebar buatan Swiss, dipelopori oleh perempuan Indo-Belanda (Eurasia). Polanya merupakan modifikasi pola baju dalam orang Portugis.

Kebaya encim biasanya berwarna putih dan warna-warna muda lainnya, dibuat dari kain katun tipis dengan klasik bordir (borduur, bahasa belanda, artinya, sulam) motif gambar bunga mei (Mei Hwa) dan terlihat pada tepi bawah kebaya yang dibuat menjadi runcing ( sonday ).

Sering kali kebaya encim berlengan seperti agak kependekan. Ternyata ini ada maksudnya, supaya gelang keroncong yang mereka pakai bisa kelihatan! Kebaya Encim tak hanya populer di kalangan Nyonya di Nusantara tapi juga di Singapura dan Malaysia hingga akhir tahun 1950-an.

Pada perkembangan selanjutnya kebaya renda ini menjadi semacam identitas kaum perempuan Tionghoa Peranakan di Indonesia. Kebaya renda ini pada umumnya tetap berwarna putih, hendak menyatakan bahwa pemakainya adalah perempuan ' baik-baik '. Jika dicermati, tekstur dan kerapian pengerjaan yang dihasilkan sangat luar biasa. Tertarik memilikinya ??
SOLD OUT

No comments:

Post a Comment

Popular Post