Reklame Enamel NIPPON
Pada masa pendudukan Jepang di mana keadaan bidang perdagangan dan usaha produksi menjadi tidak bergairah dikarenakan kehidupan masih diliputi suasana perang, menyebabkan lesunya penggunaan media reklame oleh para produsen dan pengusaha.
Iklan juga sempat menjadi sarana propaganda Jepang di Indonesia. Berbagai poster dan selebaran mengkampanyekan Jepang sebagai “Pelindung, Cahaya, dan Pemimpin”. Namun, pada masa itu tetap banyak iklan lain seperti obat nyamuk, pasta gigi, batik, tawaran kursus dan tak ketinggalan iklan bioskop yang menayangkan film Jepang.
Kebanyakan reklame enamel seperti ini hanya bisa dibaca atau dilihat pada siang hari, mengingat pada malam hari suasana diluar rumah harus gelap sesuai instruksi atau perintah pihak penguasa agar tidak kecolongan oleh pesawat tempur musuh untuk menjatuhkan bomnya. Suasana ini terasa pada Zaman Pendudukan Jepang dan Zaman Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lembaran seng, besi, kuningan, tembaga, asbest, eterniet bisa didapat dengan “bisik-bisik” dan harga tinggi, sedangkan lembaran alumunium dianggap bahan “lux” dan langka. Tak heran, maka malamnya barang itu sudah lenyap secara misterius. Lumayan! Ini disebabkan situasi dan kondisi waktu itu yang serba sulit dan susah. Reklame enamel minuman energi ini mempunyai ukuran P.60 cm x L.40 cm dengan grafis dua sisi bolak-balik sungguh memikat ! Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT
Pada masa pendudukan Jepang di mana keadaan bidang perdagangan dan usaha produksi menjadi tidak bergairah dikarenakan kehidupan masih diliputi suasana perang, menyebabkan lesunya penggunaan media reklame oleh para produsen dan pengusaha.
Iklan juga sempat menjadi sarana propaganda Jepang di Indonesia. Berbagai poster dan selebaran mengkampanyekan Jepang sebagai “Pelindung, Cahaya, dan Pemimpin”. Namun, pada masa itu tetap banyak iklan lain seperti obat nyamuk, pasta gigi, batik, tawaran kursus dan tak ketinggalan iklan bioskop yang menayangkan film Jepang.
Kebanyakan reklame enamel seperti ini hanya bisa dibaca atau dilihat pada siang hari, mengingat pada malam hari suasana diluar rumah harus gelap sesuai instruksi atau perintah pihak penguasa agar tidak kecolongan oleh pesawat tempur musuh untuk menjatuhkan bomnya. Suasana ini terasa pada Zaman Pendudukan Jepang dan Zaman Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Lembaran seng, besi, kuningan, tembaga, asbest, eterniet bisa didapat dengan “bisik-bisik” dan harga tinggi, sedangkan lembaran alumunium dianggap bahan “lux” dan langka. Tak heran, maka malamnya barang itu sudah lenyap secara misterius. Lumayan! Ini disebabkan situasi dan kondisi waktu itu yang serba sulit dan susah. Reklame enamel minuman energi ini mempunyai ukuran P.60 cm x L.40 cm dengan grafis dua sisi bolak-balik sungguh memikat ! Tertarik memilikinya ?? SOLD OUT
No comments:
Post a Comment